Tampilkan postingan dengan label FINANCIAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FINANCIAL. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Januari 2020

TIPS MENGATUR KEUANGAN DARI ORANG BANGKRUT




Judulnya sangat tidak mau berusaha menarik pembaca -_- atau malah menarik kalian untuk kepo?
Kemarin dapet kabar dari keluarga kalau adekku diterima kerja di minimarket franchise berseragam biru itu tuh, setelah beberapa minggu ini melewati proses training dan akhirnya lolos. FYI adekku baru lulus SMK tahun lalu, dan dia nggak pengen lanjut kuliah. So selama 6 bulan terakhir dia sempet magang dan nyari-nyari kerja yang cocok. Begitu dapet kabar itu yang terlintas dipikiranku adalah...
DON'T FALL IN THE SAME HOLE. 
Of mine before.
NEVER EVER!

wait what? what hole? baca ini dulu : kebangkrutan terbesar dalam 26 tahun hidupku

Jadi postingan kali ini aku persembahkan buat adek-adekku, yang baru lulus, baru dapet kerja, baru mulai menghasilkan uang sendiri. Atau mamah-mamah muda yang baru mulai mengatur keuangan keluarga. Karena pasti nggak ada yang mau dan siap mengalami masalah keuangan kayak yang aku alami sebelumnya. Padahal aku pun udah termasuk hati-hati dalam mengatur keuangan pribadi. Tapi siapa tau, beberapa tahun kemudian akan ada masalah yang dateng tiba-tiba. Yang bahkan datangnya nggak dari kita sendiri. Dan sebenernya nulis ini tuh kayak ngomong sama diriku sendiri di 8 tahun yang lalu. Kalau aku bisa naik mesin waktu dan pergi nemuin diriku, apa aja sih yang bakalan aku suruh persiapkan buat Chely dimasa depan, here we go.

1.       ASURANSI
Aku sempet underestimate sama marketing asuransi. Buat apa bayar tiap bulan kalo kita nggak ngerasain hasil uangnya. I mean, nggak seperti kita menabung uang gitu kan. Dan aku baru realize emang kalau asuransi fungsinya sebagai payung, yang bakalan berasa manfaatnya kalau ada hujan dateng. Misal kalo ada musibah yang menyebabkan kita cacat atau meninggal, dengan adanya asuransi jiwa maka nggak akan menambah masalah baru ke orang tersayang yang kita tinggalkan. Kemana aja gue selama ini bisa baru nyadar. Huh.

Baru 6 bulan ini aku pake asuransi jiwa yang juga mengcover asuransi pendidikan Zac. Dan kenapa udah terlanjur daftar asuransi unitlink dan bayar premi aku baru tau kalau sebenernya lebih baik buat asuransi terpisah. Yahh namanya baru belajar, salah pilih pun juga proses belajar. At least aku udah mulai langkah, next mungkin aku mau nutup dan mengalihkan dananya. Karena aku mau asuransi jangka panjang jadi harus beneran tepat sama kebutuhanku.

2.       INVESTASI
Denger investasi saham dulu rasanya asing. Dengernya aja yang kebayang adalah punya banyak uang dan ditanamkan sebagai modal ke perusahaan. Terus tinggal nikmatin hasilnya dari kinerja perusahaan. Padahal ada kemungkinan untung ruginya juga. Baca-baca soal saham dan reksadana ya baru-baru ini. Baru berasa yang punya tabungan lumayan ehh dapet musibah kemarin. Ludes sebelum masuk reksadana.

Tapi yaudah karena emang niat belajar investasi, aku mulai nabung lagi dikit-dikit pake aplikasi reksadana. Toh setoran awalnya murah kok, bisa mulai dari 100 ribu. Gapapa meskipun dikit-dikit. Kalau konsisten dan displin Insya Allah bisa membukit!

Dasar dari investasi ini sebenernya menabung. Jadi kita harus punya mindset rajin nabung dulu. Kenapa gitu? Karena punya mindset menabung itu nggak gampang loh. Aku banyak nemuin temenku yang bangun pagi buat kerja, dapet uang buat makan hari ini, tidur dengan bokek. Dan begitu juga esok harinya. Serius!

Makanya mulai dari rajin menabung, jangan menyepelekan uang kecil. Kalian bisa nongkrong di starbak dengan uang 100 ribu habis dalam 2 jam, tapi belum tentu nabung 500 ribu sebulan. Bikin patokan harus nabung berapa setelah gajian, sesuaikan dengan kemampuan. Kalau udah biasa nabung, baru deh coba-coba belajar investasi. Tujuanku mindah dana tabungan ke investasi kan biar tabungan nggak kegerus inflasi, pajak dan biaya admin. Tapi kalo bisa profit kan cuan tuh. Ehehe..

3.       UPGRADE DIRI
Mau kuliah atau nggak setelah lulus wajib sekolah 9 tahun mah bebas. Aku setuju banget kalo ijazah S1 tuh nggak nentuin orang bisa sukses. Tapi jangan sampe pengetahuan dan kemampuan tetep segitu-gitu aja. Apalagi jaman sekarang segalanya berkembang pesat. Upgrade diri kita dengan belajar hal apapun. Bisa disesuaikan dengan minat atau bakat. Dengan beli buku-buku bagus (dan dibaca dong! Jan kayak gue ehehe), belajar bahasa asing (biar nonton drakor lebih khidmat mungkin, gausa liat subtitle ehehe), ikut seminar-seminar, belajar masak atau bikin kue, belajar fotografi, belajar make up profesional, apapun yang kalian suka. Nggak bakal ada ruginya deh. Dari situ kita bisa memperluas networking juga. Kenal orang-orang baru dengan minat yang sama. Bahkan bisa untuk bisnis baru juga. Banyak temenku yang sekarang jadi fotografer, punya bisnis makanan, bisa jalan-jalan keluar negeri, jadi Youtuber terkenal, jadi guru private belajar gitar, seneng liatnya deh.

Upgrade diri ini termasuk investasi juga loh. Investasi otak. Insya Allah bisa bermanfaat buat sekitar. At least buat anak kita. Karena kita madrasah pertama anak-anaknya kan? Jangan merasa rendah diri dengan menjadi Ibu rumah tangga ya. Kadang aku juga ada rasa kecil banget kalau liat temen yang belum nikah bisa punya karier bagus, bisa travelling, bisa melakukan hal-hal yang nggak bisa dilakukan seorang ibu rumah tangga karena kendala anak. Tapi suatu saat ada temen yang bilang pengen jadi kayak aku. Emang rumput tetangga itu lebih hijau  ya. Jadi fokus aja sama hal-hal baik yang bisa kita kerjakan sesuai dengan porsi masing-masing. Banyak kok orang-orang yang mendapat kesuksesan karena dukungan dan didikan orang tua yang baik.

4.       DANA LIBURAN
Sangat manusiawi loh kita butuh hiburan or liburan. Buat mencharge diri kita biar bisa tetep produktif setelah kerja keras. Kenapa harus disiapkan? Kenapa nggak ngambil aja dari tabungan? Ya karena biar nggak khilaf aja. Tau-tau kok tabungan 6 bulan habis setelah liburan 2 hari. Pas kita liburan, akan ada saatnya kita lost control dengan pemakluman-pemakluman semu saking pengennya nikmatin liburan. “alah kan nggak tiap hari”, “mumpung liburan pengen makan yang enak dan mahal kan gapapa”, dan alah-alah lainnya.

Jadi lebih baik bikin budget dulu untuk dana bersenang-senang ini. Sebelum nentuin liburan kemana cek dulu dana liburan kamu berapa, sesuaikan liburan sama dana liburan kamu. Kalo punya cita-cita liburan ke korea ya boleh, tapi dihitung juga butuh berapa lama nabung dan berapa total yang harus ditabung tiap bulannya. Habis liburan pasti jadi lebih semangat dan fresh buat kerja lagi.

5.       DANA DARURAT
Ini apa lagi kakak? Belom juga dapet gaji pertama udah ada istilah dana darurat. Ya karena banyak sekali hal-hal darurat yang bisa terjadi. Misal tiba-tiba perusahaanmu bangkrut dan ada pengurangan karyawan. Gimana nasibmu yang belum sempat cari kerja lain? Atau misal tiba-tiba kamu harus pergi ke bulan demi menyelamatkan bumi, berapa coba biayanya Go-Rocket dari rumah sampe bulan? Oke ini ngelantur but dana darurat is the real hero when you get serangan mendadak dari semesta.

Contohnya ya aku sendiri. Dipertengahan tahun 2019 hidupku masih sangat stabil, burung-burung pun bernyanyi, bunga pun tersenyum, dan tiba-tiba masalah timbul, belum selesai satu dateng lagi masalah lain. Dana daruratku yang emang nggak seberapa bagaikan upil yang dihempaskan ombak. Nggak ada apa-apanya. Tapi tetep bersyukur udah siapin sedikit itu tetep ada manfaatnya daripada nggak ada sama sekali. So kalian harus mulai dari sekarang ya, kalau nggak ya kapan lagi!

6.       DANA PENSIUN
Iya tau kalian masih baru mulai kerja, masih jauh dari usia pensiun. Tapi semakin cepet mulai siapin dana pensiun semakin baik. Kalian nggak pengen kan membebani anak setelah pensiun nanti? Dan kita semua adalah sandwich generation. Googling sendiri ya kalau nggak tau artinya. Hmmm nggak kita semua sih, yang kaya raya 7 turunan nggak termasuk. Wirausahawan juga nggak masuk. Karena yang pensiun kan karyawan kayak kita-kita aja. Hiks.

Semoga aja kita punya anak-anak yang selalu sayang dan care sama kita, nggak mengabaikan kita saat tua nanti. Bisa memperlakukan kita dengan baik ketika kita sudah nggak berpenghasilan sendiri. Yang nggak merasa terbebani ketika kita butuh bantuan apapun itu. Tapi alangkah lebih baiknya kita juga mempersiapkan dana pensiun buat masa tua kita nanti.

Yah.. jadi mellow kalau udah bahas anak. Huhuhu..


Jadi yaudah, yuk mulai lagi menata keuangan kita biar lebih sehat ya. Semangat!


Love,

Chely

Kamis, 02 Januari 2020

DESEMBER KE-26





Setiap akhir tahun biasanya saya semangat untuk membuat resolusi tahun depan. Tapi akhir tahun ini saya jatuh sangat dalam. Dihantam masalah bertubi-tubi. Seperti buah kelapa. Terjatuh dari pohon, kulit luarnya dipotong dengan parang, dicabuti serabutnya, dibelah lagi batoknya, dikeluarkan airnya, diparut dagingnya, diperas santannya, dimasak ampasnya. Semua dalam diri saya dipaksa menghadapi banyak masalah yang datang bergantian dalam waktu yang berlanjut tanpa jeda. Seakan saya harus mengais saripati kesabaran saya hingga tetes terakhir. Saya dapat filosofi buah kelapa ini dari ceramah Aa’ Gym.

Bahkan untuk mengeluh rasanya tidak ada waktu. Sempat ada waktu dimana sisi manusiawi saya mempertanyakan apa yang sedang Allah persiapkan untuk saya, menangis dalam hati dengan memanggil pertolongan-Nya, meminta semua ini berhenti menimpa saya. Saya sangat lelah dan merasa penasaran apakah hanya saya yang mengalami masalah yang bagi saya sangat berat. Hal yang tidak terlalu saya perhitungkan sebelumnya. Masalah Ekonomi. Saya minus ratusan juta dalam waktu 1 tahun.

Saya adalah orang yang tidak pernah merasa kekurangan sejak kecil. Saya hidup dikeluarga sederhana. Suatu waktu saya hanya makan nasi dengan kerupuk, di lain waktu saya bisa makan gurami bakar. Saya bisa membeli baju rata-rata seharga 50 ribu, dilain waktu saya tidak bisa membeli seragam baru. Saya bersyukur dengan komputer pentium 4 yang lamban untuk mengerjakan tugas praktek sekolah disaat teman saya punya laptop. Saya tidak pernah menuntut beli buku cetak ketika saya terbiasa membaca buku fotocopy bolak- balik. Saya merasa senang berjalan kaki 2 km ke sekolah setiap hari demi tidak oper angkot. Saya merasa semuanya cukup.

Terbiasa dengan lifestyle yang standart saya rajin menabung setelah bekerja, tidak pernah berhutang kecuali punya cicilan kredit motor selama 3 tahun dan tidak pernah terlambat membayar. Tidak pernah meminta uang lagi sejak menghasilkan uang, tidak pernah menganggur karena sudah merasa bertanggungjawab dengan kehidupan pribadi sejak lulus sekolah umur 16 tahun. Saya pandai mengendalikan uang untuk hidup saya secara matang. Saya juga belajar itu dari pengalaman orang-orang disekitar saya yang mendapat masalah karena tidak pandai mengatur keuangannya. Dari situlah saya hampir yakin bahwa saya tidak akan mengalami masalah keuangan yang serius. Karena saya tidak pernah meminta lebih dari yang saya dapatkan.

Kembali ke kejadian tahun ini, semua keputusan yang sudah saya perhitungkan dengan matang. Masalah datang dari pihak luar, diluar kendali saya. Tidak ingin membuat masalah menjadi rumit, saya berusaha koperatif. Saya ikuti alur pihak ke dua yang terikat perjanjian dengan saya dan berpikir positif bahwa saya beritikad baik dengan harapan pihak kedua pun beritikad baik. Namun masalah semakin rumit, pasal-pasal hukum yang seharusnya membuat semuanya adil terasa sangat tidak adil untuk saya. Saya merasa sangat terdzalimi. Saya berniat membawa masalah ini naik ke ranah hukum.

Masalah satu belum selesai, tiba-tiba datang masalah yang lebih besar dengan nilai kerugian yang berlipat-lipat dari sebelumnya. Saya lagi-lagi hampir terlibat dengan hukum. Kali ini dengan deadline yang sangat singkat saya pontang-panting mencari uang untuk menyelesaikan masalah baru. Tekanan lebih besar, bahkan rasanya ini tekanan terbesar dalam 26 tahun hidup saya. Kebetulan pula masalah ini terjadi dekat dengan hari ulang tahun saya dibulan Desember.

Yang saya lakukan setiap hari adalah mencoba satu solusi, gagal, berdoa, mencoba solusi lain, gagal, berdoa, mencoba cara lainnya lagi, gagal, berdoa, on repeat for a month. So stressfull, tapi saya harus tetap waras, tetap tenang, tetap berpikir jernih, tetap sehat, karena itu modal saya untuk bisa terus berjuang untuk keluarga saya.

1 hari sebelum deadline saya berhasil menyelesaikan masalah dengan hasil pinjaman bank, mengerahkan segala aset dan tabungan, juga bantuan beberapa orang baik yang tidak akan saya lupakan jasanya. Tentunya dengan izin Allah SWT yang Maha Segalanya. Dan pastinya masalah tersebut selesai dengan meninggalkan cicilan yang harus saya bayar setiap bulannya dengan nilai yang cukup membuat keuangan saya menurun drastis. Plan yang sudah saya bangun untuk masa depan keluarga juga berantakan. Saya harus memulai semuanya lagi dari minus, bukan dari 0 lagi.

Setelah masalah ini selesai, saya memutuskan untuk mengikhlaskan masalah sebelumnya. Dalam artian saya tidak jadi membawa ke ranah hukum dan membiarkan uang saya tidak kembali sepeser pun. Tidak menuntut apa-apa. Dan tidak menghubungi pihak yang berkaitan mengenai perjanjian dengan saya lagi. Saya menyerahkan semuanya kepada Maha Pemilik takdir dan hidup saya. Saya sudah merasa dititik terlelah untuk berjuang dan berkutat dengan masalah hukum lagi. Saya sudah berusaha memperjuangkan semampu saya dengan cara yang baik. Dan disini hanya saya pihak yang merasa dirugikan. Jadi saya yang memutuskan untuk meninggalkan masalah ini dibelakang dengan kerugian pribadi dan melangkah ke depan tanpa membuat kerugian pihak lain.

Yap, alhamdulillah saya masih bisa merasakan banyak hikmah dibalik semua hal yang menimpa saya. Hal – hal yang mungkin suatu saat akan saya jelaskan di post selanjutnya, karena rasanya post ini sudah terlalu panjang. Dan tentang resolusi tahun ini rasanya saya tidak terlalu banyak membuat list. Saya fokus untuk menata kembali keuangan keluarga, memperbanyak ibadah dari sebelumnya, dan.. mengingat Allah disetiap hembusan nafas saya.

PS : bonus akhir tahun, mobil saya yang baru 3 bulan cicilan sudah ditabrak motor J Alhamdulillah.. Segitu sayangnya Allah sama saya dan ingin membuat saya terhindar dari rasa cinta duniawi. Sebenernya  saya pun tidak terlalu terkejut mendengar kabar ini dari driver yang menyewa mobil saya, karena saya sudah di hantam begitu keras di masalah sebelumnya, jadi rasanya hanya seperti digelitiki saja ketika mendengar kabar ini.

Selamat Tahun Baru Masehi, semuanya. Semoga tahun ini kita semua bisa bertumbuh dan berkembang dalam segala hal.



Love,

Chely