Kamis, 02 Januari 2020

DESEMBER KE-26





Setiap akhir tahun biasanya saya semangat untuk membuat resolusi tahun depan. Tapi akhir tahun ini saya jatuh sangat dalam. Dihantam masalah bertubi-tubi. Seperti buah kelapa. Terjatuh dari pohon, kulit luarnya dipotong dengan parang, dicabuti serabutnya, dibelah lagi batoknya, dikeluarkan airnya, diparut dagingnya, diperas santannya, dimasak ampasnya. Semua dalam diri saya dipaksa menghadapi banyak masalah yang datang bergantian dalam waktu yang berlanjut tanpa jeda. Seakan saya harus mengais saripati kesabaran saya hingga tetes terakhir. Saya dapat filosofi buah kelapa ini dari ceramah Aa’ Gym.

Bahkan untuk mengeluh rasanya tidak ada waktu. Sempat ada waktu dimana sisi manusiawi saya mempertanyakan apa yang sedang Allah persiapkan untuk saya, menangis dalam hati dengan memanggil pertolongan-Nya, meminta semua ini berhenti menimpa saya. Saya sangat lelah dan merasa penasaran apakah hanya saya yang mengalami masalah yang bagi saya sangat berat. Hal yang tidak terlalu saya perhitungkan sebelumnya. Masalah Ekonomi. Saya minus ratusan juta dalam waktu 1 tahun.

Saya adalah orang yang tidak pernah merasa kekurangan sejak kecil. Saya hidup dikeluarga sederhana. Suatu waktu saya hanya makan nasi dengan kerupuk, di lain waktu saya bisa makan gurami bakar. Saya bisa membeli baju rata-rata seharga 50 ribu, dilain waktu saya tidak bisa membeli seragam baru. Saya bersyukur dengan komputer pentium 4 yang lamban untuk mengerjakan tugas praktek sekolah disaat teman saya punya laptop. Saya tidak pernah menuntut beli buku cetak ketika saya terbiasa membaca buku fotocopy bolak- balik. Saya merasa senang berjalan kaki 2 km ke sekolah setiap hari demi tidak oper angkot. Saya merasa semuanya cukup.

Terbiasa dengan lifestyle yang standart saya rajin menabung setelah bekerja, tidak pernah berhutang kecuali punya cicilan kredit motor selama 3 tahun dan tidak pernah terlambat membayar. Tidak pernah meminta uang lagi sejak menghasilkan uang, tidak pernah menganggur karena sudah merasa bertanggungjawab dengan kehidupan pribadi sejak lulus sekolah umur 16 tahun. Saya pandai mengendalikan uang untuk hidup saya secara matang. Saya juga belajar itu dari pengalaman orang-orang disekitar saya yang mendapat masalah karena tidak pandai mengatur keuangannya. Dari situlah saya hampir yakin bahwa saya tidak akan mengalami masalah keuangan yang serius. Karena saya tidak pernah meminta lebih dari yang saya dapatkan.

Kembali ke kejadian tahun ini, semua keputusan yang sudah saya perhitungkan dengan matang. Masalah datang dari pihak luar, diluar kendali saya. Tidak ingin membuat masalah menjadi rumit, saya berusaha koperatif. Saya ikuti alur pihak ke dua yang terikat perjanjian dengan saya dan berpikir positif bahwa saya beritikad baik dengan harapan pihak kedua pun beritikad baik. Namun masalah semakin rumit, pasal-pasal hukum yang seharusnya membuat semuanya adil terasa sangat tidak adil untuk saya. Saya merasa sangat terdzalimi. Saya berniat membawa masalah ini naik ke ranah hukum.

Masalah satu belum selesai, tiba-tiba datang masalah yang lebih besar dengan nilai kerugian yang berlipat-lipat dari sebelumnya. Saya lagi-lagi hampir terlibat dengan hukum. Kali ini dengan deadline yang sangat singkat saya pontang-panting mencari uang untuk menyelesaikan masalah baru. Tekanan lebih besar, bahkan rasanya ini tekanan terbesar dalam 26 tahun hidup saya. Kebetulan pula masalah ini terjadi dekat dengan hari ulang tahun saya dibulan Desember.

Yang saya lakukan setiap hari adalah mencoba satu solusi, gagal, berdoa, mencoba solusi lain, gagal, berdoa, mencoba cara lainnya lagi, gagal, berdoa, on repeat for a month. So stressfull, tapi saya harus tetap waras, tetap tenang, tetap berpikir jernih, tetap sehat, karena itu modal saya untuk bisa terus berjuang untuk keluarga saya.

1 hari sebelum deadline saya berhasil menyelesaikan masalah dengan hasil pinjaman bank, mengerahkan segala aset dan tabungan, juga bantuan beberapa orang baik yang tidak akan saya lupakan jasanya. Tentunya dengan izin Allah SWT yang Maha Segalanya. Dan pastinya masalah tersebut selesai dengan meninggalkan cicilan yang harus saya bayar setiap bulannya dengan nilai yang cukup membuat keuangan saya menurun drastis. Plan yang sudah saya bangun untuk masa depan keluarga juga berantakan. Saya harus memulai semuanya lagi dari minus, bukan dari 0 lagi.

Setelah masalah ini selesai, saya memutuskan untuk mengikhlaskan masalah sebelumnya. Dalam artian saya tidak jadi membawa ke ranah hukum dan membiarkan uang saya tidak kembali sepeser pun. Tidak menuntut apa-apa. Dan tidak menghubungi pihak yang berkaitan mengenai perjanjian dengan saya lagi. Saya menyerahkan semuanya kepada Maha Pemilik takdir dan hidup saya. Saya sudah merasa dititik terlelah untuk berjuang dan berkutat dengan masalah hukum lagi. Saya sudah berusaha memperjuangkan semampu saya dengan cara yang baik. Dan disini hanya saya pihak yang merasa dirugikan. Jadi saya yang memutuskan untuk meninggalkan masalah ini dibelakang dengan kerugian pribadi dan melangkah ke depan tanpa membuat kerugian pihak lain.

Yap, alhamdulillah saya masih bisa merasakan banyak hikmah dibalik semua hal yang menimpa saya. Hal – hal yang mungkin suatu saat akan saya jelaskan di post selanjutnya, karena rasanya post ini sudah terlalu panjang. Dan tentang resolusi tahun ini rasanya saya tidak terlalu banyak membuat list. Saya fokus untuk menata kembali keuangan keluarga, memperbanyak ibadah dari sebelumnya, dan.. mengingat Allah disetiap hembusan nafas saya.

PS : bonus akhir tahun, mobil saya yang baru 3 bulan cicilan sudah ditabrak motor J Alhamdulillah.. Segitu sayangnya Allah sama saya dan ingin membuat saya terhindar dari rasa cinta duniawi. Sebenernya  saya pun tidak terlalu terkejut mendengar kabar ini dari driver yang menyewa mobil saya, karena saya sudah di hantam begitu keras di masalah sebelumnya, jadi rasanya hanya seperti digelitiki saja ketika mendengar kabar ini.

Selamat Tahun Baru Masehi, semuanya. Semoga tahun ini kita semua bisa bertumbuh dan berkembang dalam segala hal.



Love,

Chely

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hi ^^ Thank you for reading.. and your comment means a lot to me!
if you need a quick response please poke me on my Instagram @chelychelo :)