Setiap akhir tahun biasanya saya semangat untuk membuat
resolusi tahun depan. Tapi akhir tahun ini saya jatuh sangat dalam. Dihantam
masalah bertubi-tubi. Seperti buah kelapa. Terjatuh dari pohon, kulit luarnya dipotong dengan
parang, dicabuti serabutnya, dibelah lagi batoknya, dikeluarkan airnya, diparut
dagingnya, diperas santannya, dimasak ampasnya. Semua dalam diri saya dipaksa
menghadapi banyak masalah yang datang bergantian dalam waktu yang berlanjut
tanpa jeda. Seakan saya harus mengais saripati kesabaran saya hingga tetes
terakhir. Saya dapat filosofi buah kelapa ini dari ceramah Aa’ Gym.
Bahkan untuk mengeluh rasanya tidak ada waktu. Sempat ada
waktu dimana sisi manusiawi saya mempertanyakan apa yang sedang Allah
persiapkan untuk saya, menangis dalam hati dengan memanggil pertolongan-Nya,
meminta semua ini berhenti menimpa saya. Saya sangat lelah dan merasa penasaran
apakah hanya saya yang mengalami masalah yang bagi saya sangat berat. Hal yang
tidak terlalu saya perhitungkan sebelumnya. Masalah Ekonomi. Saya minus ratusan
juta dalam waktu 1 tahun.
Saya adalah orang yang tidak pernah merasa kekurangan sejak
kecil. Saya hidup dikeluarga sederhana. Suatu waktu saya hanya makan nasi
dengan kerupuk, di lain waktu saya bisa makan gurami bakar. Saya bisa membeli
baju rata-rata seharga 50 ribu, dilain waktu saya tidak bisa membeli seragam
baru. Saya bersyukur dengan komputer pentium 4 yang lamban untuk mengerjakan
tugas praktek sekolah disaat teman saya punya laptop. Saya tidak pernah menuntut
beli buku cetak ketika saya terbiasa membaca buku fotocopy bolak- balik. Saya
merasa senang berjalan kaki 2 km ke sekolah setiap hari demi tidak oper angkot.
Saya merasa semuanya cukup.
Terbiasa dengan lifestyle yang standart saya rajin menabung
setelah bekerja, tidak pernah berhutang kecuali punya cicilan kredit motor
selama 3 tahun dan tidak pernah terlambat membayar. Tidak pernah meminta uang
lagi sejak menghasilkan uang, tidak pernah menganggur karena sudah merasa
bertanggungjawab dengan kehidupan pribadi sejak lulus sekolah umur 16 tahun.
Saya pandai mengendalikan uang untuk hidup saya secara matang. Saya juga
belajar itu dari pengalaman orang-orang disekitar saya yang mendapat masalah
karena tidak pandai mengatur keuangannya. Dari situlah saya hampir yakin bahwa
saya tidak akan mengalami masalah keuangan yang serius. Karena saya tidak
pernah meminta lebih dari yang saya dapatkan.
Kembali ke kejadian tahun ini, semua keputusan yang sudah
saya perhitungkan dengan matang. Masalah datang dari pihak luar, diluar kendali
saya. Tidak ingin membuat masalah menjadi rumit, saya berusaha koperatif. Saya ikuti
alur pihak ke dua yang terikat perjanjian dengan saya dan berpikir positif
bahwa saya beritikad baik dengan harapan pihak kedua pun beritikad baik. Namun masalah
semakin rumit, pasal-pasal hukum yang seharusnya membuat semuanya adil terasa
sangat tidak adil untuk saya. Saya merasa sangat terdzalimi. Saya berniat
membawa masalah ini naik ke ranah hukum.
Masalah satu belum selesai, tiba-tiba datang masalah yang
lebih besar dengan nilai kerugian yang berlipat-lipat dari sebelumnya. Saya lagi-lagi
hampir terlibat dengan hukum. Kali ini dengan deadline yang sangat singkat saya
pontang-panting mencari uang untuk menyelesaikan masalah baru. Tekanan lebih
besar, bahkan rasanya ini tekanan terbesar dalam 26 tahun hidup saya. Kebetulan
pula masalah ini terjadi dekat dengan hari ulang tahun saya dibulan Desember.
Yang saya lakukan setiap hari adalah mencoba satu solusi,
gagal, berdoa, mencoba solusi lain, gagal, berdoa, mencoba cara lainnya lagi,
gagal, berdoa, on repeat for a month. So stressfull, tapi saya harus tetap
waras, tetap tenang, tetap berpikir jernih, tetap sehat, karena itu modal saya
untuk bisa terus berjuang untuk keluarga saya.
1 hari sebelum deadline saya berhasil menyelesaikan masalah
dengan hasil pinjaman bank, mengerahkan segala aset dan tabungan, juga bantuan
beberapa orang baik yang tidak akan saya lupakan jasanya. Tentunya dengan izin
Allah SWT yang Maha Segalanya. Dan pastinya masalah tersebut selesai dengan
meninggalkan cicilan yang harus saya bayar setiap bulannya dengan nilai yang
cukup membuat keuangan saya menurun drastis. Plan yang sudah saya bangun untuk
masa depan keluarga juga berantakan. Saya harus memulai semuanya lagi dari minus,
bukan dari 0 lagi.
Setelah masalah ini selesai, saya memutuskan untuk
mengikhlaskan masalah sebelumnya. Dalam artian saya tidak jadi membawa ke ranah
hukum dan membiarkan uang saya tidak kembali sepeser pun. Tidak menuntut
apa-apa. Dan tidak menghubungi pihak yang berkaitan mengenai perjanjian dengan
saya lagi. Saya menyerahkan semuanya kepada Maha Pemilik takdir dan hidup saya.
Saya sudah merasa dititik terlelah untuk berjuang dan berkutat dengan masalah
hukum lagi. Saya sudah berusaha memperjuangkan semampu saya dengan cara yang
baik. Dan disini hanya saya pihak yang merasa dirugikan. Jadi saya yang
memutuskan untuk meninggalkan masalah ini dibelakang dengan kerugian pribadi
dan melangkah ke depan tanpa membuat kerugian pihak lain.
Yap, alhamdulillah saya masih bisa merasakan banyak hikmah
dibalik semua hal yang menimpa saya. Hal – hal yang mungkin suatu saat akan
saya jelaskan di post selanjutnya, karena rasanya post ini sudah terlalu
panjang. Dan tentang resolusi tahun ini rasanya saya tidak terlalu banyak
membuat list. Saya fokus untuk menata kembali keuangan keluarga, memperbanyak
ibadah dari sebelumnya, dan.. mengingat Allah disetiap hembusan nafas saya.
PS : bonus akhir tahun, mobil saya yang baru 3 bulan cicilan
sudah ditabrak motor J
Alhamdulillah.. Segitu sayangnya Allah sama saya dan ingin membuat saya
terhindar dari rasa cinta duniawi. Sebenernya saya pun tidak terlalu terkejut mendengar
kabar ini dari driver yang menyewa mobil saya, karena saya sudah di hantam
begitu keras di masalah sebelumnya, jadi rasanya hanya seperti digelitiki saja
ketika mendengar kabar ini.
Selamat Tahun Baru Masehi, semuanya. Semoga tahun ini kita
semua bisa bertumbuh dan berkembang dalam segala hal.
Chely
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hi ^^ Thank you for reading.. and your comment means a lot to me!
if you need a quick response please poke me on my Instagram @chelychelo :)