Senin, 22 Juni 2020

TENTANG SELALU MENCARI DAN MENEMUKAN




Pernah denger nggak, pernyataan tentang tujuan hidup itu adalah untuk bahagia? Apa iya tujuan hidup sejatinya adalah untuk mencari bahagia? Karena dengan berjalannya waktu, semakin mencari sebuah kebahagiaan untuk hidup didunia, yang aku dapetin semakin semu. Iya. Kebahagiaan yang sementara. Yang nggak bisa dihayati dengan sebenar-benarnya hati.


Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, dan aku udah ngalamin banyak hal selama ini. Ketika aku mengingat tentang darimana kebahagiaan-kebahagiaan yang aku dapetin dalam hidup, kalau dirangkum, akan jadi 3 kata, yaitu “menerima, memberi, dan berkorban”. Yup. Rasanya, kebahagiaan berputar di 3 siklus itu. Kita nggak bisa hanya melakukan salah satu hal aja buat dapetin kebahagiaan yang sejati.


Contoh luasnya, ketika aku mendapatkan hal yang aku mau, tapi disisi lain kebahagiaanku berada diatas penderitaan orang lain. Hilanglah esensi bahagianya, hanya terasa dikecapan pertama. Sedangkan ketika aku memberikan sesuatu yang membuat orang lain bahagia, hal itu juga bisa membuatku merasa bahagia. Meski ada hal  yang harus dikorbankan sekalipun. Kalian pasti udah bisa membayangkan contohnya sesuai kejadian di pengalaman hidup masing-masing kan?


Aku orang yang restless and realistic. Nggak pernah berhenti memikirkan, mempertanyakan, melakukan hal-hal nyata. Aku nggak suka banyak-banyak berkhayal, melamunkan imajinasi terlalu jauh. Berdo’a pun aku lebih banyak dengan sikap nyata. I mean, aku jarang banget merapal banyak do’a dengan kata-kata, “Tuhan, aku ingin bisa ini, aku mau dapet itu..”.


Mungkin setiap orang punya cara berbeda dalam berkomunikasi dengan Tuhan dan itu sah-sah aja. Aku lebih condong ke bercerita secara personal, ngobrol sama Tuhan. Terimakasih kepada Tuhan atas segala yang diberikan, memuji kebesaran-Nya, memohon ampun atas segala khilafku, mohon penjagaan untuk orang-orang tersayang dan yang paling sering ya minta petunjuk atas hal-hal yang nggak aku ketahui.


Aku orang yang nggak gampang manut hanya dengan sebuah kata-kata mutiara. Aku harus paham akan sesuatu agar bisa melaksanakannya. Nggak jarang juga butuh waktu dan proses yang panjang untuk sekedar mendapatkan jawaban dari persoalan yang dihadapi. Dan tiap prosesnya seringkali aku sering lupa sebagai manusia. Tapi akhirnya Tuhan selalu hadir, selalu ada, dan selalu dekat.


Tulisan ini sebenernya hanya tumpahan dari sebuah keresahan, jadi aku sendiri nggak tau temanya apa. Aku hanya mengetikkan tiap kata dari pikiran dan hati yang sedang ingin berbicara. Aku kayak lagi mengurai benang kusut lewat tulisan. Karena kalo hanya dipikirkan rasanya nggak bisa terurai.


Satu hal yang sedang aku rasain saat ini, aku sedang merasakan kepedulian yang sangat besar terhadap sesuatu. Kepedulian yang cenderung menjadi keinginan akan hal tersebut terwujud sesuai yang aku ingini. Dengan segala hal bertentangan yang menghadang pula. Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku jarang merangkai do’a dalam kata, tapi aku melakukan segala cara, segala effort terbaik, dan segala kegagalan yang aku dapati juga.


Aku mempertanyakan pada Tuhan, apa maksud dari ini semua? Apa yang sebenarnya harus aku lakukan? Jika aku harus nggak ngelakuin apapun, kenapa hati ini terusik dengan suatu keadaan yang aku sendiri nggak tau sebagai apa harus berperan? Tapi jika aku mau ngelakuin sesuatu, kenapa banyak hal lain yang harus dikorbankan? Aku mungkin bisa saja mengorbankan diriku, tapi aku nggak akan bisa mengorbankan orang lain.


Setelah bergelut dengan kemelut, semesta memberikan satu demi satu petunjuk, waktu perlahan membisikkan jawaban. Ternyata nggak semua hal harus aku yang mengusahakan, ternyata nggak semua goals harus diraih dengan sukses. Ternyata segala hal yang terjadi disaat kita sedang berproses lah yang paling banyak pelajaran dan hikmahnya. Bisa mengambil pelajaran itu lah sebuah tujuan yang nyata dalam suatu perjalanan.


Semakin sadar bahwa aku harus bisa seimbang antara keinginan mencapai tujuan dengan kepasrahan pada Sang Pemilik, semakin kecil ambisiku untuk semata mengejar goals tersebut, semakin aku menikmati pelajaran yang bisa aku petik dari perjalanan memperjuangkannya, semakin inget kalo segalanya adalah milik Tuhan. Maka kalo kita sangat amat merindukan tujuan itu, mintalah pada Tuhan yang Maha Pemilik seisi semesta ini. Jadi sekarang ini, aku hanya mencoba menjalankan tugasku, dan menyerahkan hasilnya sesuai yang Tuhan mau.



Love,

Chely



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hi ^^ Thank you for reading.. and your comment means a lot to me!
if you need a quick response please poke me on my Instagram @chelychelo :)