Pernah denger nggak, pernyataan tentang tujuan hidup itu
adalah untuk bahagia? Apa iya tujuan hidup sejatinya adalah untuk mencari
bahagia? Karena dengan berjalannya waktu, semakin mencari sebuah kebahagiaan
untuk hidup didunia, yang aku dapetin semakin semu. Iya. Kebahagiaan yang
sementara. Yang nggak bisa dihayati dengan sebenar-benarnya hati.
Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, dan aku udah
ngalamin banyak hal selama ini. Ketika aku mengingat tentang darimana
kebahagiaan-kebahagiaan yang aku dapetin dalam hidup, kalau dirangkum, akan
jadi 3 kata, yaitu “menerima, memberi, dan berkorban”. Yup. Rasanya, kebahagiaan
berputar di 3 siklus itu. Kita nggak bisa hanya melakukan salah satu hal aja
buat dapetin kebahagiaan yang sejati.
Contoh luasnya, ketika aku mendapatkan hal yang aku mau, tapi disisi lain kebahagiaanku berada
diatas penderitaan orang lain. Hilanglah
esensi bahagianya, hanya terasa dikecapan pertama. Sedangkan ketika aku memberikan sesuatu yang membuat orang
lain bahagia, hal itu juga bisa membuatku merasa bahagia. Meski ada hal yang harus dikorbankan sekalipun. Kalian pasti udah bisa membayangkan contohnya
sesuai kejadian di pengalaman hidup masing-masing kan?
Aku orang yang restless
and realistic. Nggak pernah berhenti
memikirkan, mempertanyakan, melakukan hal-hal nyata. Aku nggak suka
banyak-banyak berkhayal, melamunkan imajinasi terlalu jauh. Berdo’a pun aku
lebih banyak dengan sikap nyata. I mean, aku jarang banget merapal banyak do’a
dengan kata-kata, “Tuhan, aku ingin bisa ini, aku mau dapet itu..”.
Mungkin setiap orang punya cara berbeda dalam berkomunikasi
dengan Tuhan dan itu sah-sah aja. Aku lebih condong ke bercerita secara
personal, ngobrol sama Tuhan. Terimakasih kepada Tuhan atas segala yang
diberikan, memuji kebesaran-Nya, memohon ampun atas segala khilafku, mohon
penjagaan untuk orang-orang tersayang dan yang paling sering ya minta petunjuk
atas hal-hal yang nggak aku ketahui.
Aku orang yang nggak gampang manut hanya dengan sebuah kata-kata
mutiara. Aku harus paham akan sesuatu agar bisa melaksanakannya. Nggak jarang
juga butuh waktu dan proses yang panjang untuk sekedar mendapatkan jawaban dari
persoalan yang dihadapi. Dan tiap prosesnya seringkali aku sering lupa sebagai
manusia. Tapi akhirnya Tuhan selalu hadir, selalu ada, dan selalu dekat.
Tulisan ini sebenernya hanya tumpahan dari sebuah keresahan,
jadi aku sendiri nggak tau temanya apa. Aku hanya mengetikkan tiap kata dari
pikiran dan hati yang sedang ingin berbicara. Aku kayak lagi mengurai benang
kusut lewat tulisan. Karena kalo hanya dipikirkan rasanya nggak bisa terurai.
Satu hal yang sedang aku rasain saat ini, aku sedang
merasakan kepedulian yang sangat besar terhadap sesuatu. Kepedulian yang
cenderung menjadi keinginan akan hal tersebut terwujud sesuai yang aku ingini. Dengan
segala hal bertentangan yang menghadang pula. Seperti yang aku bilang
sebelumnya, aku jarang merangkai do’a dalam kata, tapi aku melakukan segala
cara, segala effort terbaik, dan segala kegagalan yang aku dapati juga.
Aku mempertanyakan pada Tuhan, apa maksud dari ini semua? Apa
yang sebenarnya harus aku lakukan? Jika aku harus nggak ngelakuin apapun,
kenapa hati ini terusik dengan suatu keadaan yang aku sendiri nggak tau sebagai
apa harus berperan? Tapi jika aku mau ngelakuin sesuatu, kenapa banyak hal lain
yang harus dikorbankan? Aku mungkin bisa saja mengorbankan diriku, tapi aku nggak
akan bisa mengorbankan orang lain.
Setelah bergelut dengan kemelut, semesta memberikan satu
demi satu petunjuk, waktu perlahan membisikkan jawaban. Ternyata nggak semua
hal harus aku yang mengusahakan, ternyata nggak semua goals harus diraih dengan sukses. Ternyata segala hal yang terjadi
disaat kita sedang berproses lah yang paling banyak pelajaran dan hikmahnya. Bisa
mengambil pelajaran itu lah sebuah tujuan yang nyata dalam suatu perjalanan.
Semakin sadar bahwa aku harus bisa seimbang antara keinginan
mencapai tujuan dengan kepasrahan pada Sang Pemilik, semakin kecil ambisiku
untuk semata mengejar goals tersebut,
semakin aku menikmati pelajaran yang bisa aku petik dari perjalanan
memperjuangkannya, semakin inget kalo segalanya adalah milik Tuhan. Maka kalo
kita sangat amat merindukan tujuan itu, mintalah pada Tuhan yang Maha Pemilik
seisi semesta ini. Jadi sekarang ini, aku hanya mencoba menjalankan tugasku,
dan menyerahkan hasilnya sesuai yang Tuhan mau.
Love,
Chely
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hi ^^ Thank you for reading.. and your comment means a lot to me!
if you need a quick response please poke me on my Instagram @chelychelo :)