Kamis, 01 Agustus 2019

MENANGGAPI BUDAYA JOKES SEKSIS DI INDONESIA



Mumpung lagi semangat nulis dan ada kesempatan me time barang sebentar karena Zac lagi dirumah ibuku, kali ini aku mau menuangkan pikiran ku yang selalu mak cling muncul tiba-tiba.

Sebelumnya aku mau cerita sedikit yah. Jadi aku udah 4 bulan kerja jadi sales marketing Honda dan ini pengalaman pertamaku didunia marketing. Pengalaman kerjaku sebelumnya banyak dibidang akuntansi dan adminstrasi. Dan aku ngerasain banget perbedaannya. Dari yang jam kantor dan pusing dengan angka, laporan dan segala urusan kantor, sekarang kerja lapangan ya sehari-hari kayak main aja gitu tapi based on target.

Begitu juga lingkungannya. Dari yang ketemunya komputer, temen kantor, pelanggan, sekarang jadi lebih banyak temen. Banyak ketemu orang-orang baru. Ya karena emang harus lebih humble lagi padahal dulunya aku nggak gampang langsung akrab dengan orang baru.

Dan pekerjaanku kali ini menurutku lebih challenging. Pertama karena aku sebenernya lebih suka berada dilingkungan kerja yang bikin aku nyaman, bukan keramaian. Kedua aku nggak bisa terlalu cepat membaur dengan orang baru. Ketiga aku nggak suka rokok. And you know, pekerjaanku nggak bisa hanya dilakukan di no smoking area. Justru lebih banyak diluar, namanya juga kerja lapangan.

Awalnya aku jaga jarak sama orang yang lagi merokok, sejak dulu emang gitu. Tapi lambat laun aku ngerasa ini hal yang susah untuk kerjaanku kalo aku terlalu kuat dengan prinsip satu ini. Jadi tahap awal penyesuaian aku Cuma bisa gerutu dalam hati kalo ada yang merokok dideketku. Tahap kedua aku engap dengan mencoba tetap tersenyum. Tahap ketiga udah biasa aja, nggak sebel lagi kalo ada yang ngerokok. Tapi kalo ngerasa engap ya udah jaga jarak toh emang bukan lagi di no smoking area.

Sama kayak caraku beradaptasi dengan lingkungan yang lekat dengan budaya jokes seksis. Dilapangan aku ketemu bermacam-macam orang. Dan sebagian besar emang biasa melontarkan jokes seksis didepanku yang notabene nya sebagai kaum perempuan. Risih nggak sih denger masalah seksual yang dibuat becandaan meskipun itu bukan ditujukan ataupun membahas tentang aku. Aku tau emang sudah naluriah seorang laki-laki suka membahas hal-hal seksual dengan temannya. Tapi harusnya nggak didepan perempuan juga kan? Kayak, eewwwh.. apaan sih. Berasa langsung drop aja nilai mereka dimataku liat laki-laki yang begitu.

Tapi aku juga sadar sebagai pekerja lapangan aku harus bisa berbaur dengan segala macam orang. Aku harus lebih fleksibel lagi mengenai prinsip-prinsipku. Kalo aku terlalu kaku, gimana aku bisa masuk dan bisa bikin orang tertarik dengan penawaranku. Bukan berarti aku jadi permisif dengan budaya jokes seksis. Tapi semacam menggiring opiniku menjadi biarlah mereka dengan budayanya sedangkan aku dengan prinsipku bisa tetap berjalan beriringan agar maksud tujuanku tercapai. Toh aku nggak bakal biarin seseorang melontarkannya secara langsung ke aku, tapi aku hanya tidak menanggapi terlalu jauh apa yang mereka lakukan selintas didepanku. Do you get the point?

Aku sendiri merasakan bahwa aku bisa membuat batas yang tersirat kepada orang lain bahwa aku pantas diperlakukan dengan baik. Aku bukan orang yang pantas menerima ucapan asal maupun perlakuan kurang ajar. Yup, aku ngerasa orang bisa menangkap itu ketika melihatku. Kalian tau maksudku kan? Kalo ada seseorang yang bahasanya santun, sikapnya baik, pasti kita akan membalas perlakuan yang sama bukan? Rasanya rikuh kalo kita mau ngomong asal atau bersikap seenaknya gitu aja. Begitu juga caraku membatasi diri.

Bukan nggak mungkin juga ada orang yang nggak bisa menghargai orang lain, pernah juga ada yang bersikap/bicara seenaknya meski kita udah jaga sikap. Yaudah sih langsung aku tegur dong. Kalo temen kebanyakan minta maaf sih berarti mereka nggak bermaksud sengaja. Mereka kurang bisa nangkep how I want to be treated. Kalo orang baru atau pelanggan yang kayak gitu sih langsung aku block kontaknya. Bukan berarti orang bisa seenaknya bersikap meskipun mereka pelanggan. Karena aku nggak setuju sama kalimat “Pelanggan Adalah Raja”. Kita sebagai makhluk sosial hendaknya ber-simbiosis mutualisme.

To sum up, Yaa aku yang sekarang ini menurunkan ekspektasi aja. Aku nggak bisa mencegah segala hal diluaran yang terjadi disekitarku. Dan aku juga nggak boleh GR kalo orang dengan sengaja mau ngerugiin aku dengan mereka merokok, toh emang bukan di no smoking area. Aku nggak bisa jadi aktivis anti jokes seksis karena para laki-laki di Indonesia mayoritas masih nggak bisa menempatkan diri. Aku hanya seorang sales marketing yang harus lebih terbuka dengan banyak peluang, dengan orang baru, demi terlaksananya tujuanku dalam menawarkan dan menjual produk. Udah sih gitu aja.

Anw, kalo butuh kendaraan bisa call aku ya :p


Salam Target

Chely


MY 4TH ANNIVERSARY





Hai hai hai hai haiiiiiiii.. kangennn banget nulis parah parah parah! Tapi tulisan kali ini bakalan agak  menye-menye yaa guys. Karena aku bakalan bahas tentang 4th anniversary. Jadi siap-siap pada makan cinta ya kelen. Norak biar :p

Tanggal 7 agustus ini adalah tahun ke 4 pernikahan kami. Alaaah masih seumur jagung aja lebay bodo amat yang nyinyir silahkan balik kanan bubar jalan. Bye.

So, aku Cuma pengen kayak bikin kaleidoskop (bener nggak sih istilahnya?). perjalanan pernikahanku mulai awal hingga saat ini. Here we go.


1.       Tahun Pertama

Hidupku bagaikan Ratu. Aku senang dapet perlakuan seperti itu sebagai pasangan. setelah melewati masa-masa bucin dan cinta monyet yang menyakitkan di masa lalu, mottoku sekarang adalah lebih baik dicintai daripada mencintai. karena Chely akan mencintai seseorang yang mencintaiku melebihi diriku mencintai diriku sendiri. nahloh paham nggak tuh. sebuah prinsip kelogisan yang masih aku pegang sampai saat ini. Yup. I married my #1 fans :)

Aku yang sangat mandiri didepan semua orang bahkan ortuku sendiri ini bagaikan monyet nan cantik yang hari-harinya gelendotan sama abang. Why? Ya karena begitulah diriku. Aku rasa setiap orang juga selalu punya 2 sisi kepribadian yang berlawanan. Bukan kepribadian ganda tapi mungkin semacam pencitraan. Yup, setiap orang pasti pencitraan beb. So gausah tereak tereak pencitraan kalo anda biasa ngupil didepan temen tapi nggak bisa didepan presiden.

Dan emang kedua sisi kepribadian itulah diriku. I am an independent person and depend on my partner too.  Makanya aku tu sedih banget kalo lagi bertengkar sama abang. ya karena aku ga bisa bergantung ke orang lain. At all.

Jadi awal nikah tu kerjaan rumah dikerjain berdua. Yang berat-berat, bikin tangan kasar atau panas-panasan tugas abang, yang butuh ketelatenan, kerapian, terorganisir, tugas aku.  Hari-hari kerjaannya menggapai cita-cita pernikahan : keluar tengah malem bareng kayak makan dan nonton bioskop, gandengan tangan dengan halal didepan umum, tidur bareng pun gandengan tangan, atau dipeluk dari belakang pas aku tidur, bangun tidur mager bareng, sereceh itu.

Dan berlangsung selama 4 bulan sampe aku tetiba ngerasa nggak enak badan dan doyan makan pencit (mangga muda). O ow.. ga sadar kalo telat 6 minggu (--__--“)



2.       Tahun Kedua

Long story short, Zac lahir. Rrrggh, being a parent wasn’t easy, capt! Aku keteteran banget dalam banyak hal. Aku belum pernah baca-baca tentang parenting. Saat hamil yang disiapin Cuma baju-baju dan printilan anak. Aku nggak siap dengan dengan masalah baru ketika punya anak. Aku sebel banget disuruh ngelakuin ini itu (dalam rangka pasca lahiran dan punya bayi) sama orang-orang sekitar. Aku stress banget ketika kurang tidur, kerjaan rumah tambah banyak, dan suami yang belum tau tugas ayah yang sesungguhnya. Pun lupa dengan perannya yang juga sebagai pasangan seorang Ibu dari anaknya. Dunia tidak lagi milik kita berdua! Aku dan abang sering banget bertengkar.

Badan pun makin nggak jelas bentuknya, boro-boro ngerawat diri, bisa mandi 1x sehari alhamdulillah. Ekonomi juga nggak stabil. Anak mesti imunisasi tiap bulan, aku mesti kontrol ke RS, mesti KB, dan itu semua butuh duit.



3.       Tahun Ketiga

Karir abang masih naik turun, ekonomi belum stabil. Masih jadi orang tua yang labil. belum kompak. Udah mulai baca-baca parenting. Thank God ketemu blog nya Grace Melia yang bikin aku ngerasa nggak sendirian. Masalah parenting dan rumah tangga mulai terkupas satu-persatu. Tapi nggak ngurangin intensifitas pertengkaran kami, masih sering banget bertengkar tapi udah nggak banting-banting barang, nggak ngelakuin hal-hal bodoh lagi karena sadar anak udah mulai bisa melihat dan meniru kelakuan orang tuanya.

Tapi ditahun ini pula rumah tangga kami hampir runtuh. Nyaris aja. Rasanya 3 tahun masih stuck. Mentok. Mau maju bersama rasanya alot banget. Capek hati. Masing-masing bermaksud baik tapi entah dimana yang salah sehingga bikin kami saling menyakiti dan menyalahkan.  Aku udah berusaha semampuku bertahan, berjuang, mencari segala cara. And I know he did it too. Sampai orang tua pun ikut andil dan ikut sedih.

Tapi mungkin memang jalannya harus seperti itu. Mungkin hati kami harus berjauhan dulu. Mungkin harus merasa kehilangan dulu. Harus disadarkan dengan sebuah tamparan keras. Agar hati mengingat kembali tujuan awal pernikahan. Agar perahu komitmen  bisa lebih kuat lagi meski badai menerjang. Agar mengerti bahwa mendampingi dan didampingi itu satu kesatuan.

Tidak bisa seseorang dirasakan kehadirannya hanya sebagai raga dengan hati yang tidak sepenuhnya . tapi sebaliknya sangat mungkin hati kita mendampingi kemanapun pasangan pergi meski raganya tak hadir setiap hari. Dan memang benar kalo cari yang lebih baik pasti banyak, diatas langit masih ada langit. Tapi yang bisa flip flop, klik, nerima segala kekurangan kita, saling melengkapi, saling menjadikan pasangannya versi terbaik mereka tanpa membuat kehilangan dirinya sendiri. Yakin bisa nemu 2 aja didunia? Kalo Chely sih limited edition. Ciaelahaey.


4.       Tahun Keempat

Mulai dari 0 lagi. Kami komunikasikan keinginan masing-masing sampai tuntas tas tas dan dapet solusinya agar bisa kompromiin perbedaan. Nggak boleh ada yang mengendap di hati masing-masing. Karena kita sama-sama keras kepala. aku orang yang gigih sama pendapatku, abang orang yang ngeyel duluan mikir belakangan.

Di tahun ini pula kami saling lebih legowo lagi. Biasanya aku paling nggak suka mengulur waktu buat diem-dieman. Kalo ada masalah ya harus segera diselesaiin karena aku orangnya logis pun ya kan aku sedih juga tau. Tapi abang orangnya emosional jadi nggak bisa jernih kalo emosinya belum stabil. Jadi aku harus nyari distraction biar nggak sedih banget dan terlalu fokus sama pertengkaran. Sedangkan abang juga kudu berusaha lebih kuat dalam ngontrol emosinya. Nggak boleh ada pembiaran masalah terlalu lama. Harus dia yang mulai pembicaraan karena ya dia yang tau kapan emosinya stabil.

Alhamdulillah udah jarang banget bertengkar yang nggak perlu. Zac juga udah pinter banget belain aku kalo ayahnya nyebelin. Iya, aku terbuka kalo lagi ada masalah sama Abang, biar dia tau bahwa orang tuanya tidak sempurna. dan pernikahan memang seperti itu. Jadi dia punya bayangan dan kesiapan tentang pernikahan yang nyata seperti apa. Pastinya aku juga menunjukkan kalo orang tuanya udah baikan, udah maaf-maafan, udah sayang-sayang lagi.

Zac makin bisa diajak curhat apapun, aku nggak pernah meremehkan bahwa anak nggak ngerti apa-apa. Karena mereka adalah makhluk yang sangat sensitif. Mereka bisa merasakan orang tuanya lagi bermasalah. kalo liat aku agak lemes karena capek, atau lagi ngobrol agak debat sama ayahnya (karena sama keras kepalanya tadi) meskipun nggak lagi bertengkar pasti Zac nanya "kenapa mama? mama sakit? mama sedih? ayah nakal?", sampe kadang aku melongo wow anakku sepeka itu padahal i'm ok.

Sebenernya dari sebelum 2 tahun kecerdasan linguistiknya bagus banget. Makin gede makin nyenengin ngomong sama dia yang sangat pandai berkomunikasi dua arah. cara dia mendengarkan dan merespon selalu bikin moodku membaik bahkan ketawa ngakak seketika. Aku bisa cerita apapun ke dia disaat abang lagi sibuk-sibuknya sebulanan ini. Apapun. meski hal nggak penting kayak aku bilang wow ada mobil 'ertiga' dan zac nimpalin bahwa dia sukanya mobil 'ertujuh'. Entah demi apa anak 3 tahun bisa spontan bikin plesetan selicin itu.



Last but not least, berdiri di titik ini dan memandang perjalanan yang udah aku lalui dibelakang. Aku bersyukur banget bisa sampai sini. dengan segala yang aku punya yaitu sebuah keluarga kecilku. Dan besok tanggal 1 Agustus aku punya surprise kecil buat abang. awalnya aku beli iseng aja buat semangatin dia yang lagi lembur terus. Setelah beli malah baru inget kalo tanggal 7 nanti anniversary  yang ke-4. Jadi sekalian aja aku kasih surat ucapan. Besok aku kirimin ke kantor abang deh J

Btw, sorry kalo kaleidoskopnya kepanjangan yaaak :p


Love you all


Chely

Selasa, 25 Desember 2018

BRAND NEW ME - 25th BIRTHDAY



Desember tahun ini saya ngerasa "berbeda" dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari sebelum menikah, sesudah menikah, dan punya anak. Masing-masing punya kesan tersendiri. Dan so far rasanya desember ini lah yang paling berkesan.

Saya hidup dikeluarga yang merayakan ulang tahun dengan hadiah, ucapan atau makan bersama. Sedangkan Abang, suami saya adalah orang yang sangat jarang merayakan momen ulang tahun maupun momen lainnya yang saya anggap penting.  Kalau saya sejak kecil setiap bulan desember tiba selalu memikirkan hadiah apa yang diinginkan saat ulang tahun. Abang nggak perlu menunggu ulang tahun untuk meminta sesuatu. Kapanpun dia ingin sesuatu dia akan bilang ke orang tuanya. Dan setidaknya nggak perlu nunggu ultah atau menabung sendiri untuk memenuhi keinginannya.

Dulu awal dekat dengan abang saya kasih dia surprise saat ultahnya. Saya bawain dia ice cream yang ditancepin lilin dan kado ke kosan dia. Nggak terlupakan karena ternyata saya salah tanggal. Malu banget. Udah sok-sok an dateng buat bikin dia surprised ternyata aku pun dibikin surprised pas dia ngomong, “siapa yang ultah?” WKWKWK.

Setelah itu dia bales kasih surprise yang nyontek persis dengan cara saya ke dia. Tapi tanggalnya bener nggak salah. Hehehe. Dan bertahun-tahun setelah itu saya masih terus kasih dia surprised dengan berbagai cara yang berbeda dan bisa dibilang selalu berhasil. Sedangkan abang nggak. Tahun selanjutnya dia selalu nanya pengin kado apa, pengin makan dimana, pengin pergi kemana.  Nggak asik banget kan. Ya karena abang nggak bisa dan nggak tau gimana caranya kasih surprise. Tahun ini kado apa yang kira-kira saya pengen.

Pernikahan tahun ke tiga, ketemu udah 4 tahun sebelum nikah, total 7 tahun kenal ya udah hapal karakter abang. jadi yang iyaudah aja lah dengan cara dia yang nggak sesuai dengan keinginan saya. Udah makin banyak hal yang bisa dikompromi. Udah yang nggak jadi pengin ditebak maunya gimana, kalo saya mau sesuatu yaudah kode keras aja langsung bilang apa gimana daripada berekspektasi. Ditambah beberapa bulan ini udah punya kesibukan banyak selain ngurus rumah dan anak. Rasanya udah nggak sempet sadar mau ultah.

Bukan yang sok lupa kalo tanggal 24 ini ultah, tapi yang emang nggak bayangin apa-apa, nggak pengin apa-apa, nggak ada ekspektasi sama sekali. Kebetulan juga lagi ada rencana sekeluarga bareng ngunjungin mertua ke Sidoarjo terus mau jalan-jalan ke Surabaya. Udah beberapa tahun belakangan juga nggak pernah ada surprise bahkan kado lagi dari keluarga. Ultahnya dirayain dengan makan bersama sekeluarga doang.

Tau-tau perjalanan malem dari Malang ke Sidoarjo dapet surprise dari keluarga didalem mobil. Dari kursi belakang adik sama ibu nyanyi dan kasih kue. Wah I feel so happy sih rasanya meski gitu doang. Nggak taunya pas udah nyampe rumah mertua mereka juga belum tidur padahal udah sekitar jam 3. Terus saya dateng disambut ucapan hangat selamat ultah dengan wajah yang beneran hangat banget. Ucapannya berasa banget masuk ke hati pokoknya nggak bisa dijelasin dengan kata-kata.

Udah seneng, ngirain yang beneran udah, pas beberes dikamar dapet surprise lagi! abang kasik kue yang beneran birthday cake pake tulisan “Happy Birthday Istriku Tercinta” dengan muka yang malu-malu dan gimanaaa gitu. Duh yang bisa ngerasain sih yang punya suami nggak romantis lah pokoknya. Nyess aja ketika kita udah tau pasangan bukan orang yang romantis terus dia sengaja mau melakukan hal romantis buat bikin kita seneng. Unchhhh. Thank you for being nice to meee my love :*

Kayaknya emang abang udah rencanain dari beberapa hari sebelumnya deh. Soalnya aku juga baru ngeh pas hari ibu tanggal 22 kemarin itu dia juga kasih ucapan yang sweet meski harus ditagih dulu. “nggak pengin ngucapin sesuatu nih??”, terus dia baru bilang “selamat hari ibu ya..”. saya melengos aja sok jutek tapi sambil bercanda ya karena saya tau muka-muka dia nahan sebenernya pengin ngucapin tapi bingung mau gimana. Eh pas udah nyampe kantor abang WA “Selamat hari ibu.. Makasih selama ini udah jadi istri dan ibu terbaik buatku dan zac..”. itu udah termasuk sweet banget buat level abang yang ngomong. Tapi saya masih sok judes aja balesin “kayak nggak ketemu aja ngomong di WA, ntar kudu ngomong langsung”. Padahal di hati udah berbunga-bunga dipuji gitu. Aw receh bet ya gua Xp

Dan sepulang dia kerja ya beneran gitu abang ngomong langsung nggak perlu diingetin dan ditodong kayak biasanya. “selamat hari ibu ya yang.. tetep jadi istri dan ibu yang terbaik. Jadi pejuang yang kuat, hebat, tahan segala cuaca”. Sambil peluk dan ngomongnya malu-malu. Wah nggak nyangka sih ternyata selama ini perjuangan saya di apresiasi. Abang ngaku dia menilai saya selama ini adalah wanita yang nggak lemah, dan juga wanita terbaik untuk mendampingi dia dan jadi ibu dari anaknya. Aaa co cweeett.. butterflies in my stomach.

Jadi yang membuat desember ini berkesan dari sebelum-sebelumnya adalah karena saya sudah bisa berdamai dengan diri sendiri dalam banyak hal yang nggak saya sebutkan satu persatu disini, mungkin di postingan lain kapan-kapan. Yang salah satunya adalah dalam berekspektasi. Misalnya ketika saya punya banyak kesibukan positif saya jadi nggak sempet lagi mau mempermasalahkan hal-hal yang harusnya bisa di redam. Saya nggak sempet lagi mau fokus dalam egoisme yang nggak bermanfaat. Saya nggak sempet lagi menagih orang membalas kebaikan yang sudah saya berikan.

Contoh kecilnya saya dulu sempet yang pengen dong dibales dikasih surprise sama abang, pengin dong yang tiba-tiba dibeliin hadiah meski bukan hari spesial, pengin yang mendadak di romantisin gimana caranya kek. Kan selama ini saya selalu seperti itu ke abang. Semakin kebanyakan ngayal dan menuntut semakin sebel-sebel sendiri kan. Saya yang berkekspektasi sendiri, saya yang kesel sendiri kalo nggak kesampaian, saya nyalahin orang atas kekecewaan saya. Nah kan sungguh unfaedah. Syukurlah ketika saya sadar ada hal yang kurang benar dan coba introspeksi diri, saya lebih sering self-talk, saya menggali apa yang salah, saya tanyakan pada diri sendiri harusnya gimana, dengan sendirinya melatih diri untuk menurunkan ego demi menemukan solusi.

Dan saya jadi lebih bahagia dengan menentukan kebahagiaan dengan diri saya sendiri. Tanpa harus menuntut orang lain menciptakan kebahagiaan untuk saya. Ketika saya sudah menata hati seperti ini, saya otomatis lebih banyak lagi bersyukur dari sebelumnya. Bukan berarti saya kurang bersyukur kemarin-kemarin, tapi dengan seperti ini hati dan pikiran saya lebih terbuka luas lagi dalam menemukan hal-hal yang patut untuk disyukuri sampai saya lupa bahkan merasa nggak sepantasnya untuk mengeluhkan hal-hal yang tidak bisa saya kontrol.

Daripada saya mengeluh orang lain tidak membahagiakan saya dengan cara yang seperti yang saya inginkan, mending saya menyadari bahwa orang itu sudah mencoba membahagiakan saya dengan cara dia. Seperti abang yang mau membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah, mau mijitin pas saya bilang capek, mau handle zac pas maag saya kumat. Intinya saya menggunakan daripada-daripada yang menuntun saya ke arah yang lebih baik.

Dengan bahagia yang saya ciptakan sendiri, rasa untuk menyalahkan orang lain sebagai orang yang andil dalam kesedihan atau kekecewaan saya menjadi hilang. Ketika saya mengerti keadaan seseorang tetapi orang tersebut tidak melakukan hal sebaliknya kepada saya, saya bisa “let it go” dengan keadaan tersebut. Jika mungkin istilah “ikhlas” kurang pantas, karena keikhlasan itu bukan perkataan di mulut tapi perasaan di hati yang nggak perlu di ungkapkan. Justru perasaan itu sangat terasa meluaskan hati ketika saya mengaplikasikannya dalam diam.

To sum up, welcome 25th, welcome brand new me, I am ready for next.. Desember ini seorang chely terlahir kembali dengan hati yang baru, resolusi baru, semangat baru. Dengan visi untuk jadi chely yang bahagia, menebarkan kebahagiaan dan inspirasi, menjadi manusia yang bermanfaat, bukan untuk semua orang, bukan untuk menjadi superhero, tapi untuk satu orang saja. Saya hanya menargetkan diri saya bisa bermanfaat minimal untuk satu orang saja, untuk setiap hal yang saya lakukan dan berikan.

Selina Heryati mengucapkan, Selamat Hari Natal dan Tahun Baru bagi yang merayakan, dan selamat liburan khususnya untuk full mom seperti saya yang libur setiap hari ^^
*paradoks detected*



Love,

Chely

Rabu, 19 Desember 2018

TIPS PERAWATAN HEMAT IBU CERMAT

Kalau sudah jadi ibu rumah tangga uang tuh lebih baik dipake buat kebutuhan lainnya daripada sekedar perawatan ke salon ya? (yang horang kayah nggak usah ikut jawab dulu plis). Ini pengalaman saya banget. Sebenernya saya juga nggak pernah perawatan yang gimana-gimana sih, paling dulu cuman ke salon buat creambath doang sekali tiap bulan. Sekarang kok sayang banget uangnya bisa dipake buat sekedar beli ice cone atau aichiro ke mall sama zac sambil main di time zone.


Nah, saya mau sharing apa aja sih yang bisa dimanfaatin buat perawatan biar bisa hemat. Bukan sekedar bahan alami yang sering ada dirumah dan kita pakai sehari-hari, bahkan bisa dari bahan sampah atau yang sering kita buang gitu aja. So, here we go..


AIR CUCIAN BERAS/UAP NASI

Gambar 1 air cucian beras

Gambar 2 uap nasi

Gambar 3 air hasil penguapan (subliman) nasi


Di setiap rumah pasti ada deh bahan ini. Kecuali kalo kalian nggak makan nasi deng. Hehehe.. mulai dari air cucian, uap nasi setelah matang, sampe air subliman-nya ada manfaatnya semua lho. Biasanya saya nggak terlalu mau tau apa manfaatnya pokoknya bagus aja kalo habis pake perawatan ini. Tapi kali ini saya googling dan rangkumin buat kalian, gengs.

Air cucian beras itu biasanya saya pake cuci muka. Manfaatnya banyak, antara lain : meningkatkan pertumbuhan sel kulit, mencegah pigmentasi (penggelapan), memperbaiki tekstur kulit, mengontrol minyak, bahkan bisa juga menyuburkan rambut dan menghilangkan kutu. WOW! (No, saya nggak kutuan)

Habis dicuci berasnya kan dimasak pake rice cooker, setelah nasi matang biasanya diaduk-aduk, nah sambil ngaduk sambil mukanya diuap-in. Manfaatnya buat mengeluarkan kotoran melalui keringat, melancarkan peredaran darah di wajah biar kelenjar minyak lebih stabil, melembabkan, mengencangkan dan mengenyalkan kulit.

Setelah itu aku ambil sisa uap air subliman yang dibelakang rice cooker itu, dioles ke muka ala-ala pake serum. Diamkan 5 menit aja udah berasa kering gitu dibilas deh pake air hangat kuku. Manfaatnya yang aku rasain muka jadi halus dan lebih cerah.


SISA BUAH/SAYUR (JERUK NIPIS, PISANG, TOMAT, TIMUN)

Gambar 4 jeruk nipis


Hampir semua buah/sayur bisa buat perawatan ya kayaknya.. tomat, timun, buah naga, mangga, piasang. Saya biasanya sih asal tempel-tempel trus bilas aja. Pasti bisa keliatan hasilnya secara langsung kok. Entah makin cerah, lembab, halus, kenyal. Pokoknya harus rutin pakenya ya, bisa 1-2 kali seminggu.

Disini saya kasih satu contohnya jeruk nipis sisa bikin minuman ya. Seperti digambar, jeruk nipis yang sudah dibelah saya gosok-gosok aja ke wajah dan jari tangan. Jangan kena area mata dan jerawat yang masih meradang ya biar nggak perih.

Manfaatnya : membuka pori-pori yang tersumbat, membantu mengangkat sel kulit mati/menghilangkan bekas jerawat, dan tentunya mengandung banyak vitamin yang dapat menutrisi kulit kita.


SISA KULIT TELUR


Gambar 5 kulit telur


Bahan ini juga pasti sering banget ada dirumah bahkan biasanya kita buang sebelum dimanfaatkan. Nggak usah repot-repot memisahkan antara kuning telur dengan putih telur kalau mau bikin masker. Tinggal sisihkan dulu kuiit telur bekas kita bikin telur ceplok, setelah ada waktu luang tinggal kita korek-korek aja sisa-sisa putih telur yang masih menempel didalam cangkangnya. Biarkan mengering sekitar 10-15 menit, bilas dengan air hangat.

Manfaatnya : memutihkan, membersihkan, menghaluskan, mencerahkan, menghilangkan flek & bekas jerawat, mengecilkan pori-pori, menghilangkan komedo, mengatasi mata panda.


AMPAS KOPI/TEH


Gambar 6 ampas kopi


Yang ini juga pasti ada deh di stok dapur. Teh dan kopi. Kalo saya lebih suka kopi. Biasanya habis minum kopi ini ampasnya langsung aja saya pake masker. Baunya emang menyengat banget ya, yang nggak suka kopi bisa pake ampas teh. Kalo pake teh celup bisa dibuka dulu kain saringnya atau langsung aja olesin sisa kantung teh celup ke wajah. Biarkan 10 menit, bilas dengan air hangat.

Manfaat kopi : sebagai eksfoliator karena teksturnya yang seperti scrub itu bisa mengangkat sel kulit mati, sebagai anti-inflamasi karena mengandung antioksidan tinggi yang dapat mengurangi bengkak dan kemerahan akibat radiasi UV dan radikal bebas, juga mengurangi efek penuaan dini.


MADU

Gambar 7 madu


Zac doyan banget madu, jadi sering ada dirumah. Selain baik untuk daya tahan tubuh madu ini bisa kepake apa aja. Bisa untuk masker wajah, rambut, bibir, bisa juga dicampur makanan dan minuman. Cuman kalo madu agak sayang deh kalo mau saya pake buat rambut, kan lumayan mahal ya.. hehehe. Jadi yang sering sih buat masker wajah sama bibir aja. Bisa dicampur gula untuk scrub bibir biar sel kulit mati terangkat.

Manfaat : menghaluskan rambut, melembutkan bibir, melawan radikal bebas agar kulit nggak kusam.


Kayaknya tips ini ribet dan nggak perlu kalo kalian adalah ibu-ibu horang kayah ya.. hehehe. Saya hanya berbagi pengalaman aja untuk para ibu-ibu hemat kayak saya, apalagi yang sering mengolah bahan makanan sendiri. Semoga bermanfaat ya..



Love,


Chely

Senin, 03 Desember 2018

PERDEBATAN KECIL DALAM RUMAH TANGGA


Menikah itu artinya kan mengikat dua orang menjadi pasangan yang diharapkan bisa untuk bersama selamanya ya.. Dan aku pengen berbagi tentang kerikil dalam rumah tanggaku selama 3 tahun ini. Topiknya semi receh ya kali ini, soalnya yang mau aku bahas disini adalah perbedaan kecil yang sering jadi perdebatan ketika dua kepala harus hidup bersama. kalo mau bahas penyebab pertengkaran suami-istri mah luas banget soalnya.



seperti biasa tulisan ini udah ngendon di draft karena kesibukan yang nggak perlu kujelasin. dan udah beberapa kali melalui proses edit hapus tulis. Awalnya tulisan ini puanjanggg banget. pas kubaca ulang kok kayaknya topikku ngglambyar jadi cerita panjang. ntar kalian bosen bacanya heuhehuheu. So, here we go.. kira-kira inilah penyebab perdebatan kecil dalam rumah tangga :


  • Habit/kebiasaan
Misal kayak aku sama abang. disiplin itu udah lifestyle. Keset yang udah ditata rapi habis disapu, enaknya aja abang keset pake diuyel-uyelin kakinya sampe berantakan trus ditinggal gitu aja tanpa dibenerin lagi. Kebiasaanku yang rapi dan abang yang berantakan itu sering banget bikin perdebatan awal-awal nikah dulu.

sekarang alhamdulillah, paling aku kudu ngomong sampe 10x dulu baru diberesin (=_=) untunglah ku sabar.

  • Prinsip
Yang mempengaruhi prinsip ini biasanya pola asuh sih, mungkin ada juga sebab lain tapi menurutku pola asuh berpengaruh sangat besar. Misalnya aku nih sejak kecil terbiasa nabung kalo mau beli sesuatu. Bukan yang tinggal bilang ortu kalo aku minta beliin ini itu. Dan prinsip ini semakin kuat sejak aku kerja. Sama sekali nggak pernah minta uang ortu lagi, bahkan harusnya aku yang kasih. Sedangkan aku dapet mertua yang memanjakan anaknya banget. Jadi aku sempet risih dulu pas awal nikah sering dibeliin pulsa tiap bulan. Jadi aku selalu sampein ke abang kalo aku nggak suka dan sempet jadi perdebatan juga.


Yang aku bisa maklumin tuh kalo misal dibantu biaya lahiran, bayar kontrakan, biaya selametan Zac (adat kejawen), atau dikasih warisan.. jiakakaka. Intinya selama aku mampu ya aku nggak mau ngerepotin ortu atau siapapun.

Sampe saat ini sih alhamdulillah masih bisa menyelaraskan perbedaan prinsip masing-masing.

  • Sifat/watak
Abang diem-diem tuh alot kaku nyeretin abisss. Kalo aku tu keras kepalanya yang stick to my opinion. Selama belum ada yang bisa kasih pendapat yang logis menurutku ya aku tetep sama pendirianku. Keras kepala. Tapi aku bisa kok menghargai pendapat orang, malah sering buat bahan introspeksi, ya intinya aku masih bisa fleksibel tergantung keadaan juga gitu.


Nah kalo abang euuuhhhhh.. ngueyelnya itu kalo udah punya kemauan suka nggak kontrol.  Boleh dikonfirmasi ke orangnya langsung, udah ngaku kok dianya. Ya tapi mungkin kalo ga gitu dia ga bakalan sama aku sih HAHAHAHA. Karena aku juga ga gampang sayang eaeaeaak :p udah ditolak mentah-mentah abang mah hajar aja teroosss WKWKWK

Lagian kayaknya aku nggak suka banget cowok yang terlalu nurut sih. maksudnya yang kurang kuat kalo punya kemauan. Aku suka cowok yang berjuang dan kerja keras karena aku sendiri orangnya gigih. Yaudah dapetnya abang yang ngeyel kalo punya kemauan. ngeyel kan sodaranya gigih. ya nggak sih? T_T

  • Capek
Aku capek sama kerjaan rumah dan ngurusin zac seharian. Abang capek sama beban pekerjaan. Ketemu pengennya didengerin keluh kesahnya. Tapi saling nggak bisa jadi pendengar yang baik karena sama-sama capek. Yaudah deh alemong.....

Dan sekarang aku yang biasanya kekeuh harus selesaiin masalah sebelum tidur mau ngalah buat biarin abang tidur dulu dan diselesaiin besok paginya. biar lebih fresh katanya, aku yang malah ngga bisa tidur nyenyak (-_-) jangan sering-sering ya!

  • Kurang perhatian
Dulu sempet ngerasa komunikasi buruk banget pas abang lagi sibuk-sibuknya merintis karir dan Zac lagi riweuh-riweuhnya tuh pas umur 0-2 tahun. Gini nangis, gitu nangis, belom bisa ngomong maunya apa, udah tidurku kurang karena zac masih bangun malem buat nenen kan hampir 2-3 jam sekali. Sampe aku ngerasa ngurus zac sendirian karena abang berangkat pagi pulang malem plus jarang bisa komunikasi yang intens. Uhuhuhuhu~

Tapi alhamdulillah sekarang abang lagi sempet dan seneng-senengnya ngajakin aku sama zac kerja buat beli-beli keperluan kantor. Ke Hartono, Ace Hardware, Depo Bangunan. Lumayan bisa bantu isi kupon undian berhadiahnya :p

  • Kurang apresiasi
Ciri-cirinya kalo hubungan yang haus akan apresiasi itu biasanya kalo bertengkar jadi mengungkit jasa masing-masing. Misal, “kamu tu nggak ngerti rasanya jadi ibu rumah tangga, siang malem dirumah ngurusin anak itu berat. Pulang tinggal makan, mandi, tidur aja.”,  “aku juga kerja siang malem hujan panas dengan beban pekerjaan yang nggak semua aku ceritain ke kamu.”
Ini curcol apa yak? HAHAHAHA

Aku terus terang aja butuh apresiasi yang nggak berlebihan. Karena aku tipe yang nggak suka digombalin. Pokoknya yang nggak dibuat-buat dengan cara abang sendiri gitu lah..
Sebaliknya juga cowok tuh ternyata juga diem-diem butuh apresiasi lho. Mungkin bukan yang dipuji gantengnya suamiku ya wkwkwk. Lebih kayak buat semangat untuk lebih baik lagi gitu. Buat merasa dihargai kerja kerasnya buat anak istri. Suami mau ninggalin game, PS or sekedar ngopi sama temennya itu juga anugerah juga kan?

Makasih ya sayang udah jadiin keluarga kecil kita sebagai prioritas :*
sering-sering bilang langsung ajalah kalo aku cantik. jangan cuma binar-binarin mata kalo liat aku :p

  • Kurang piknik
Piknik menurutku ini intinya refreshing. Nggak harus yang pergi ke tempat tamasya sih. Lebih ke "me time", waktu untuk bisa memanjakan diri dan keluar dari rutinitas ibu rumah tangga barang sebentaar doang. Beda dengan refreshing bareng-bareng nyenengin anak ke playground. Ya emang sebagai ibu kita seneng bisa nyenengin dan qtime bareng keluarga. Tapi jangan lupakan diri sendiri juga demi menjaga kewarasan. sekedar bisa ngeblog sambil ngopi, bikin kue, creambath disalon, menggambar, kerjain apapun yang kita senangi. semacam untuk recharge diri gitu.

Aku pernah ngerasain kerja ataupun jadi ibu dirumah kayak sekarang. Dan kalo dibandingkan pas aku kerja dulu tingkat kepenatannya itu  lebih besar dirumah. Ya karena kalo kerja kan meski dikantor masih ketemu banyak temen yang bawa cerita berbeda. Kalo dirumah yang dihadepin dan ditemuin ya itu-itu aja. 

Tapi setelah Zac udah nggak nenen malem dan udah lancar ngomong tingkat kepenatannya berkurang lho. Bahkan aku betah banget dirumah sama zac doang. Soalnya zac diumur 2,5 tahun ini udah pinter banget, diajak curhat udah ngerti dan bisa respon meski masih respon sederhana ala-ala batita. Emeezzz!




Emang beberapa penyebabnya remeh bin receh ya. Jangan ditumpuk doang masalah recehnya bisa jadi gede terus jadi bom waktu lho.. Tapi itulah pernikahan. Harus bisa saling kompromi perbedaan masing-masing. Selama perbedaan itu bisa diatasi bersama insyaallah hubungannya bisa langgeng dan bahagia. Karena ada loh hubungan yang langgeng tapi nggak bahagia. Karena udah saling nggak peduliin lagi satu sama lain. Karena masalah-masalah kecil yang di abaikan dan secara nggak sengaja mematikan cinta antara keduanya. Jadi menua bersama dengan hubungan pernikahan yang hanya demi status atau berbagai alasan tertentu. Yang kalo dibahas bakalan rumit ampun. Makanya dengan memahami permasalahan sejak dini aku jadi bisa tau apa yang harus dilakukan ketika hal berjalan nggak sesuai dengan visi misi pernikahanku sejak awal.

Yang paling penting tentu aja komunikasi ya biar bisa menyelaraskan perbedaan. Makanya aku nggak betah banget bertengkar yang diem-dieman berhari-hari. Bagiku itu buang waktu banget dan bukan sebuah solusi. Dan jangan terlalu berekspektasi lebih. Suami itu bukan dukun yang ngerti kemauan kita makhluk Tuhan paling misterius. Jangan minta dingertiin isi hatinya, ya siapa yang tau isi hati perempuan yang luasnya lebih dari samudera.

Kalo mau suami ngertiin ya kita harus ngomong apa maunya. Kalo pengen suami romantis, lebih perhatian, bantuin kerjaan rumah, ya harus bilang yang jelas. Jangan harap suami tetiba beliin hadiah yang kita pengen, bilang “kau cantik hari ini dan aku suka”, bangun tidur nyuciin piring semalem. Karena tingkat kepekaannya beda sama kita. Cowok mah gitu..

Sekian deh. Boleh tambahin lagi apa aja perbedaaan kecil di rumah tangga kalian dikolom komentar. karena ujian setiap rumah tangga itu pasti beda-beda. semoga kita semua selalu bisa melalui segala ujian dalam pernikahan kita yaah..



Love,

Chely